Menentukan dan juga mencari produk adalah langkah paling awal didalam memulai sebuah bisnis. Namun, di langkah ini pula lah banyak orang yang mengalami kebuntuan dan pada akhirnya mengurungkan niatnya untuk berbisnis. Padahal, Anda seharusnya tidak boleh mundur sebelum mencoba!
Mencari produk memang bukan suatu perkara yang mudah. Ada tiga hal yang harus Anda pertimbangkan:
- Produk apa yang ingin dijual?
- Apakah produk tersebut akan laku dijual?
- Di mana mencari supplier-nya?
Ketika Anda sudah menemukan produk yang cocok, pada akhirnya Anda akan sadar bahwa memulai sebuah bisnis tidak sesulit yang dibayangkan. Setelah itu, Anda hanya tinggal mengikuti alur dan rencana terkait tiga poin di atas.
Pada artikel kali ini, kami akan membahas cara menentukan produk yang cocok untuk dijual, laku di pasaran, serta langkah-langkah untuk mendapatkan produk tersebut.
Daftar Isi
Produk yang tepat untuk pemula
Tidak semua jenis produk cocok untuk dijual oleh semua kalangan, terutama bagi pebisnis pemula. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan karena terkadang produk yang sepertinya sederhana justru bisa membuat kewalahan. Berikut adalah ciri-ciri produk yang cocok bagi pemula:
- Ukurannya tidak terlalu besar dan beratnya di bawah tiga kilogram. Dengan begitu, Anda tidak perlu repot dalam melakukan penyimpanan dan pengiriman. Produk digital juga termasuk dalam kategori yang bagus untuk pemula.
- Harganya berkisar 70 ribu hingga 3 juta rupiah. Harga yang terlalu rendah akan menyulitkan karena Anda perlu menjual dalam jumlah banyak untuk mendapatkan keuntungan tinggi. Sedangkan produk dengan harga tinggi akan membutuhkan orang yang berpengalaman untuk menjualnya.
- Spesifik untuk kalangan tertentu. Contohnya, jika Anda menjual produk makanan, tentukan target pasar tertentu, misalnya anak kuliahan, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, dan sebagainya. Dengan demikian, proses penjualan nantinya jadi lebih efektif.
- Tidak dijual di swalayan atau pusat perbelanjaan. Orang lain tidak akan membeli dari Anda apabila mereka bisa menemukan produk tersebut di tempat yang lebih tepercaya seperti swalayan. Namun, hal ini bisa dijadikan pengecualian jika Anda dapat menjual produk tersebut dengan harga yang jauh lebih murah.
- Bukan produk tiruan atau “KW”. Jika Anda ingin menjadi pebisnis kecil-kecilan, menjual produk tiruan mungkin tidak masalah. Namun, jika Anda bercita-cita lebih tinggi, sebaiknya produk macam ini dihindari karena bisa menyusahkan dalam jangka panjang (misalnya soal perizinan, hak cipta, dan sebagainya).
Selain itu, ada satu poin lagi yang patut dijadikan pertimbangan. Sebaiknya hindari produk pecah belah karena selain pengemasan untuk pengirimannya cukup merepotkan, sesekali Anda harus berhadapan dengan komplain pembeli apabila terjadi kerusakan dalam pengiriman.
Langkah-langkah mencari produk untuk dijual
Ketika berbicara mengenai produk, ada dua langkah yang biasanya langsung terbayang. Pertama, mencari produk yang tepat. Kedua, mencari supplier untuk produk tersebut. Namun, ternyata ada satu langkah lagi yang sering terlupakan, yaitu melakukan analisis mengenai apakah produk tersebut bisa terjual dan siapakah yang akan membelinya.
Hal tersebut tidak jadi masalah jika Anda menjual produk yang sudah pasti ada peminatnya, misalnya handphone, laptop, dan sejenisnya. Namun, jika Anda ingin menjual produk berbeda dari yang sudah ada di pasaran, banyak langkah-langkah yang harus dilalui. Langkah ini krusial karena jika produk yang Anda jual tidak tepat dan tidak menarik, akan sulit untuk meningkatkan penjualan sekeras apa pun Anda berusaha. Oleh karena itu, lebih baik Anda berpikir kritis di awal daripada ujung-ujungnya terpaksa gulung tikar. Ikuti langkah-langkah berikut dengan cermat:
Langkah I: Mendapatkan ide produk
Biasanya terdapat dua tipe orang, pertama yaitu orang yang langsung tahu apa yang ingin mereka jual. Kedua, orang yang tidak tahu apa yang ingin dijual meskipun sudah berpikir keras
Tipe pertama biasanya karena mereka menjual produk yang sesuai dengan passion-nya. Misalnya, orang yang hobi fotografi menjual kamera dan aksesorisnya, atau yang suka dengan fashion menjual pakaian.
Tipe kedua adalah mereka belum mengetahui passion-nya atau karena hobinya tidak punya nilai jual. Tidak bisa dimungkiri bahwa passion dan hobi merupakan solusi praktis dalam berbisnis. Meskipun begitu, tidak semua orang punya passion yang bisa dijual. Karena itu, resapi lah pertanyaan-pertanyaan ini dan renungkan jawabannya:
- Apa permasalahan terbesar yang Anda atau orang di sekitar Anda alami saat ini? Adakah produk yang bisa menjadi solusinya?
- Apa passion dari orang-orang di sekitar Anda yang membuat Anda kagum?
- Pelatihan apa yang pernah Anda ikuti sewaktu sekolah, kuliah, atau setelah lulus?
- Adakah di antara teman-teman Anda yang juga sedang berbisnis? Apakah modelnya bisa ditiru?
- Apa tren yang sedang ramai diperbincangkan di lingkungan sekitar Anda atau di media sosial?
- Apa jenis produk yang sering dibeli dari luar kota atau luar negeri oleh orang-orang di sekitar Anda?
- Apa keahlian, kebiasaan, atau barang milik Anda yang sering membuat kagum orang lain?
Pikirkan lah jawaban Anda baik-baik karena pada akhirnya Anda harus antusias dan memiliki ketertarikan dengan produk yang akan Anda jual, terlepas dari apakah itu passion Anda atau bukan.
Langkah II: Mengevaluasi kelayakan produk
Anda pasti pernah melihat orang yang menjual produk yang “tidak biasa” dan kemudian spontan berpikir, “Memangnya ada yang mau beli, ya?” Hanya ada dua kemungkinan ketika menjual produk-produk yang tidak biasa, entah itu akan booming atau justru gagal total. Kabar bagus jika produknya booming dan laku dijual, tetapi bagaimana jika gagal? Idealnya, hal ini bisa dihindari di awal.
Sebagai seorang individu, Anda biasanya cenderung menganggap ide yang Anda miliki itu bagus, meskipun mungkin pada kenyataannya tidak demikian. Inilah yang sering terjadi ketika Anda menentukan produk. Sebagai orang yang punya ide, Anda tidak merasa aneh dengan ide Anda, padahal dari sudut pandang orang lain sebetulnya jenis produk yang anda jual itu aneh. Ini terjadi karena si pemilik ide jatuh cinta dengan idenya sehingga jadi buta dengan pendapat orang lain.
Jika Anda tidak berhati-hati, hal tersebut bisa jadi penyebab kegagalan berbisnis. Lebih baik menyadarinya di awal jika produk tersebut tidak layak dijual daripada sudah terlanjur berjualan. Ada tiga cara untuk melakukan evaluasi:
- Minta pendapat diri Anda sendiri dan kerabat. Tanyakan pada diri Anda sendiri, jika ada orang yang menjual produk ini dengan strategi marketing seperti yang ingin Anda lakukan, apakah Anda mau membelinya? Jika Anda mau membelinya, maka itu adalah produk yang tepat untuk Anda. Lalu, Anda dapat mencari beberapa kerabat dan teman dekat Anda yang kira-kira akan tertarik dengan ide produk Anda. Tanyakan apakah mereka mau mengeluarkan uang untuk membeli produk tersebut.
- Lihat di online marketplace. Buka beberapa online marketplace dan mesin pencari, kemudian lakukan pencarian untuk jenis produk yang ingin Anda jual. Adakah yang berhasil menjual produk tersebut secara online? Jika tidak ada, Anda harus berhati-hati. Bisa jadi jenis produk tersebut memang tidak mampu terjual secara online karena alasan tertentu. Contohnya produk camilan seperti keripik atau makanan kering lainnya. Ketika dijual secara offline akan laku keras, tapi ketika dijual online tidak ada yang membeli.
- Tinjau tren pasar. Tidak semua produk yang laku terjual hari ini bisa tetap laku tahun depan, bulan depan, atau bahkan minggu depan. Jika Anda ingin membangun bisnis untuk jangka panjang, maka Anda juga harus memilih produk yang akan tetap populer dalam jangka panjang. Meskipun kedengarannya sulit, tahap ketiga ini sangat mudah. Caranya, buka Google Trends, kemudian masukkan jenis produk yang ingin Anda jual dan lihat grafik trennya.
Langkah III: Mencari supplier untuk produk tersebut
Tergantung produk yang ingin Anda jual, Anda bisa jadi membutuhkn supplier barang jadi atau supplier bahan baku. Jika yang Anda butuhkan adalah supplier bahan baku, maka Anda juga mungkin akan membutuhkan manufaktur untuk mengolah bahan baku tersebut menjadi bahan jadi. Inilah beberapa cara untuk mencari supplier produk:
Cari di mesin pencari
Buka mesin pencari, misalnya Google, kemudian gunakan kata kunci berikut:
- Supplier [jenis produk]
- Dropship [jenis produk]
- Distributor [jenis produk]
- Grosir [jenis produk]
- Produsen [jenis produk]
Contohnya: grosir hijab polos.
Namun, harus diingat bahwa Anda harus ekstra berhati-hati dan cermat dalam memilih supplier secara online. Pastikan Anda sendiri sudah mencoba produknya untuk memastikan kualitasnya. Supplier yang bagus belum tentu muncul di halaman pertama hasil pencarian. Kunjungi sampai halaman 5–10 untuk memastikan bahwa Anda menemukan supplier terbaik.
Cari di pasar grosir sekitar tempat tinggal Anda
Banyak yang berpendapat cara konvensional ini jauh lebih baik daripada mencari secara online. Alasannya, sebagian besar pedagang grosir tidak atau belum menggunakan internet untuk menjual produknya. Pasar grosir di Indonesia tidak hanya diminati oleh pedagang eceran lokal, tetapi juga oleh pedagang eceran mancanegara, terutama yang berasal negara-negara tetangga. Luangkan waktu untuk menjelajahi pasar grosir. Beberapa pasar grosir yang terkenal di antaranya yaitu Tanah Abang dan Pasar Baru Bandung.
Cari di marketplace
Selain menggunakan mesin pencari, cara terbaik untuk mencari supplier adalah dengan mengunjungi online marketplace. Banyak supplier yang menggunakan marketplace untuk menjangkau para penjual atau reseller.
Impor dari luar negeri
Sudah bukan rahasia lagi biaya produksi di China jauh lebih murah daripada di Indonesia. Oleh karena itu, banyak penjual di Indonesia yang mendatangkan produk langsung dari China. Bahkan para supplier pun banyak yang mengimpor dari China. Salah satu website terbesar untuk mendapatkan supplier produk adalah Alibaba. Alibaba merupakan marketplace yang khusus ditujukan bagi para supplier untuk memasarkan produknya kepada para penjual.