Keberhasilan di dalam berbisnis tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Dalam prosesnya, akan ada yang namanya jatuh dan bangkit, masa-masa mengalami kegagalan, yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, evaluasi, untuk bisa tumbuh dengan baik. Oleh karena itu, banyak pebisnis yang harus melatih mental mereka saat awal-awal merintis. Bagaimana untuk mencari modal, memproduksi barang, mencari pembeli, memperluas jaringan, memasarkan produk, hingga membuat produk itu laris terjual. Tentunya, semua perjalanan tersebut bisa saja tidak mulus sejak awal. Banyak masalah yang akan timbul dan harus dicari solusinya.
Masalah yang selalu dihadapi oleh pedagang salah satunya adalah mengetahui bahwa produknya tidak laku. Tentu saja sedih. Proses produksi yang panjang justru kalah saing atau kurang diminati oleh masyarakat luas. Apalagi seperti saat ini di mana pandemi menyebar dan banyak orang yang mengalami kesulitan ekonomi. Termasuk para pebisnis yang berjuang berkali-kali lipat agar usahanya tetap bisa jalan meskipun perkembangannya lambat dan cenderung stagnan. Menghadapi kerugian ini, pebisnis tentunya harus memutar otak agar stok barang yang tidak laku tidak menumpuk di gudang.
Lalu, strategi apakah yang harus dipertimbangkan? Simak poin-poin berikut ini.
Daftar Isi
Ubah tampilan toko
Baik berjualan di toko online maupun offline, kita perlu mempertimbangkan tata letak barang yang strategis untuk dilihat oleh para calon customer. Untuk toko offline, yang perlu kita lakukan adalah mendekorasi ulang tata letak stok kita. Barang-barang yang tidak laku sebaiknya diletakkan bersama dengan produk-produk baru, atau produk lainnya di tempat yang mudah terlihat oleh customer.
Di toko online pun juga begitu. Kalau kamu punya website toko online, tampilkan foto-foto produk tidak laku dalam laman yang sama dengan produk lainnya. Atau bisa juga buatkan tampilan khusus yang dimunculkan dalam website toko online agar produk tersebut mudah ditemukan calon customer. Karena biasanya, yang menyebabkan produk tersebut tidak laku adalah kesalahan dalam penempatan. Baik di toko online maupun offline.
Evaluasi strategi pemasaran
Berbisnis erat kaitannya dengan pemasaran. Setiap pebisnis harus pintar membaca target pasar sekaligus psikologis customer agar produknya laris manis. Sebab, tidak semua jenis bisnis cocok dengan hanya satu jenis strategi pemasaran. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali karakteristik bisnis kita sebelum terjun ke lapangan.
Jika pada periode sebelumnya produk tersebut tidak laku, segeralah melakukan evaluasi. Apa yang salah dari penjualan sebelumnya? Apakah terdapat masalah pada kualitas produk atau jangan-jangan salah sasaran dalam memasarkannya? Lalu, risetlah langkah-langkah baru yang lebih terukur agar produk sampai pada target pembelinya. Buatlah beberapa langkah cadangan yang kira-kira berpotensi berhasil juga. Bisa juga dengan meminta masukan dari rekan bisnis atau para customer, sebagai bahan rujukan kita dalam memasarkan produk.
Berikan diskon pada produk tidak laku
Diskon atau potongan harga. Siapa sih yang nggak melek melihat ini? Di zaman sekarang, potongan harga bisa divariasikan ke dalam banyak sebutan. Mulai dari cashback, buy one get one free, bundling, voucher belanja, dan masih banyak lagi. Strategi ini nyatanya mampu menarik banyak customer, bahkan di antara mereka ada yang tidak peduli itu produk lama atau tidak, dan tanpa berpikir dua kali memasukkan produk tersebut ke keranjang belanja.
Selain itu, bisa juga pasang batas waktu tertentu agar produk yang kita maksud terjual habis dengan jangka waktu yang tidak lama. Yang kita perlukan di sini adalah membuat penawaran diskon yang mudah dilihat oleh calon customer. Iklankan semenarik mungkin agar mendatangkan customer baru ke toko kita.
Percantik tampilan produk
Hal lain yang perlu dievaluasi terhadap produk yang tidak laku adalah kualitas dan estetika produk itu sendiri karena bisa jadi produk tersebut tidak laris di pasaran akibat kemasannya atau penampilannya tidak kelihatan menarik. Lalu, apa yang harus kita lakukan? Ibarat manusia, ada yang nama istilahnya sebagai makeover.
Tujuan makeover adalah mempercantik produk yang tidak laku tadi, baik secara kemasan ataupun tampilan fisiknya, untuk dijual kembali. Dengan usaha tersebut, siapa tahu pembeli semakin ‘melirik’ barang-barang itu menjadi layak untuk dikonsumsi. Produk-produk yang dikemas dengan cara yang menarik juga bisa membuat orang mempromosikan secara gratis di media sosial. Sebagai penjual, tentu kita akan mendapat keuntungan dengan promosi gratis ini.
Misalnya, yang kita jual adalah baju. Baju tersebut tidak laku sebelumnya karena terlihat biasa saja. Gunakan kreativitas kita untuk memodifikasi baju tersebut agar layak bersaing di pasaran. Jika produk tersebut berhasil terjual setelah dimodifikasi, custoemr pun tidak segan-segan memberi testimoni ke akun media sosial kita, dan itu akan membantu pemasaran.
Manfaatkan media sosial
Seperti yang sudah disinggung pada poin sebelumnya, media sosial menjadi ranah yang penting dalam memasarkan produk. Begitu pula produk yang tidak laku. Di era digital ini, terutama di saat pandemi, orang-orang mengalihkan aktivitas sosialnya pada internet. Entah itu untuk bekerja, belajar, bermain hingga berbelanja. Sebagai penjual, tentu manfaatkan ladang ini untuk meraih lebih banyak pembeli dan meningkatkan pendapatan. Pelajari masing-masing media sosial agar penjualan kita tepat sasaran. Perbaharui juga ilmu pengetahuan kita soal digital marketing dari beragam sumber agar bisnis kita mampu mengikuti perkembangan zaman. Sebab, sudah banyak toko-toko yang meraih penghasilan lebih banyak lewat berjualan online dibanding offline.